Bagaimana cara hidup bermanfaat : Kisah Masuk Pondok Pesantren

Kemarin setelah ujian akhir sekolah dan ujian nasional, semua orang bingung mau melanjutkan sekolah di mana. Saya yang lulusan SMP bingung mau daftar SMA atau SMK mana?

Akhirnya kakak sepupu saya, seorang PNS, lulusan ITB datang ke rumah saya dan bilang, “Udah SMA 1 aja! Entar lulus jadi PNS”.

Ibu saya langsung nyamber, “Sudah situ aja pasti jadi PNS, ntar dapet pensiun!”

Akhirnya saya siapin dah persyaratannya, beli map, fotocopy akta, hasil ujian (karena waktu itu SKHU dan ijazah belum keluar), tapi sebelum itu kakak kandung saya dari Bekasi nelpon.
Kisah Masuk Pondok Pesantren : masjid jami' gontor 6 darul qiyam magelang

“Dik, sekolah dimana?”

“SMA”

“Kamu gak jadi ke pondok?”

“Gak, kata ibu di SMA aja, ntar jadi PNS”

“Di pondok mah bisa lebih, banyak lulusan jadi professor.”

“@!#@$%”

Akhirnya saya ngadep ibu “Bu ke pondok aja?”

“Ke pondok mau jadi apa?” bentak ibu.

“Haduh???”

Waktu itu persyaratan buat masuk SMA sudah lengkap, tinggal daftar. Tetapi pas waktu itu sepupu saya yang lain, alumni dari pesantren sudah stand by di tempat. Jadi terpaksa dan tidak terpaksa saya masuk pondok pesantren..

Tapi saya tidak meyesal masuk pondok, dan tidak menjadi PNS serta mendapat pensiun. Dan saya tidak bangga juga masuk pondok pesantren.

Muqotil bin Salman pernah bercerita, “Ketika Khalifah Umar bin Abdul aziz wafat beliau meninggalkan 11 anak. Harta peninggalannya adalah 18 dinar. Biaya kafan 5 dinar, biaya membeli tanah kuburan 4 dinar. Dan sisanya 9 dinar dibagi kepada anak-anaknya.”

Khalifah Umar bin Abdul Aziz adalah orang yang tidak pernah mengambil harta dari baitul mal untuk dirinya sendiri atau anak2nya. Sifatnya yang seperti itu adalah keturunan dari kakeknya Umar bin Khatthab.

Jadi besok kalau kita, belajar dan sekolah jangan hanya niatkan untuk bekerja saja..

Kita bukan hidup untuk bekerja

Tapi bekerja untuk hidup

Bukan hidup untuk makan

Tapi makan untuk hidup

Jangan cari pekerjaan yang alasannya pensiun, pensiun itu anak.
Apalagi yang ngarep Asuransi jiwa, besok kalau mati anak dan istrinya masih bisa dibiayai. Justru anak yatim jaman sekarang banyak yang sukses.

Sekarang..
Cobalah bermimpi setinggi langit angkasa, sehingga jatuh diantara bintang-bintang.(Bercitalah jadi presiden, sehingga jatuh gak jauh2 dari presiden, mungkin menjadi menteri)

Bukan masalah kita sekolah dimana..

Bukan masalah kita kerja apa dan dimana..

Bukan masalah kapan atau kita punya dan bisa apa..

Tapi Kita sudah berbuat apa untuk orang lain?

Bermimpilah basar, karena motivasimu untuk berusaha sebesar mimpimu.

Bermimpilah yang mulia.

Jangan hanya berkata “Besok aku mau jadi dokter?”
Tapi katakan, “Besok aku mau jadi dokter, dan menyembuhkan orang yang sakit sekota ini dengan gratis”

Jangan hanya berkata, “Besok aku mau jadi guru?”
Tapi katakan, ”Besok aku mau jadi guru, dan mengajar semua anak jalanan”

Letak sukses dan kebahagian itu bukan hasilnya, tapi bagaimana kita bisa membaginya.

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.

Posted on 25 Juli 2014 by Onjumuah

Post a Comment

Previous Post Next Post