PESANTRENESIA- Pengertian pondok pesantren sangat banyak dalam etimologis ataupun terminologi. Bahkan pengertian itu dari banyak bahasa seperti Jawa, Aceh, india, Arab, hingga Sansekerta.
Begitu juga pengertian itu juga dapat diambil dari sejarah singkat mengapa disebut pondok pesantren. Berikut ulasan yang kebanyakan diambil dari Wikipedia tentang pengertian pondok pesantren:
Para santri selanjutnya memopulerkan keberadaan pondok pesantren tersebut, sehingga menjadi terkenal ke mana-mana, contohnya seperti pada pondok-pondok yang timbul pada zaman Walisongo.
Begitu juga pengertian itu juga dapat diambil dari sejarah singkat mengapa disebut pondok pesantren. Berikut ulasan yang kebanyakan diambil dari Wikipedia tentang pengertian pondok pesantren:
Pengertian Pesantren
Puluhan tahun yang lalu para Orientalisten memberikan definisi dari Pondok Pesantren adalah Snouck Hurgronje, yang memperhatikan bentuk dzahir Pondok Pesantren (misalnya: bahan dan bentuk rumah tempat kediaman para santri dengan segala tradisinya yang statis).
Tentunya definisi ini tidak lengkap, karena hanya sebatas dzahirnya. Adapun definisi umum yang bisa kita terima, Pondok Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam dengan sistem asrama, Kyai sebagai sentral figurnya, masjid sebagai titik pusat yang menjiwainya.
Pesantren adalah sebuah pendidikan tradisional yang para siswanya tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap santri.
Biasanya pesantren dipimpin oleh seorang Kyai.Untuk mengatur kehidupan pondok pesantren, kyai menunjuk seorang santri senior untuk mengatur adik-adik kelasnya, mereka biasanya disebut lurah pondok. Tujuan para santri dipisahkan dari orang tua dan keluarga mereka adalah agar mereka belajar hidup mandiri dan sekaligus dapat meningkatkan hubungan dengan kyai dan juga Tuhan.
Dalam arti lain di Buku "Diktat Pekan Perkenalan, KMI Pondok Modern Darussalam Gontor“ terbitan Darussalam Press, Pesantren adalah lembaga pendidikan dengan sistem asrama dimana kiai sebagai sentral figur dan masjid sebagai titik pusat kegiatan yang menjiwainya.
Pesantren dari kata Santri
Asal-usul kata pesantren disebut juga pesantrian atau pe-santri-an dari kata santri, dimana penghuni pesantren disebut dengan santri. Para santri hidup, bersosialisasi, dan belajar dilingkungan rumah kiai sebagai publik figur yang disefand.
Pendapat lainnya, istilah pesantren diambil dari kata "santri" yang dapat diartikan tempat santri.
Dalam bahasa Sansekerta atau mungkin jawa, "santri" berasal dari kata Cantrik yang berarti orang yang selalu mengikuti guru, yang kemudian dikembangkan oleh Perguruan Taman Siswa dalam sistem asrama yang disebut Pawiyatan.
Istilah-istilah lainnya juga terdapat dalam ada dalam bahasa Tamil, bahwa santri berarti guru mengaji.
Sedangkan C. C Berg berpendapat bahwa istilah santri dalam bahasa India berasal dari istilah shastri, yang berarti orang yang tahu buku-buku suci agama Hindu atau seorang sarjana ahli kitab suci agama Hindu. Terkadang juga dianggap sebagai gabungan kata saint (manusia baik) dengan suku kata tra (suka menolong), sehingga kata pesantren dapat berarti tempat pendidikan manusia baik-baik.
Dalam bahasa Sansekerta atau mungkin jawa, "santri" berasal dari kata Cantrik yang berarti orang yang selalu mengikuti guru, yang kemudian dikembangkan oleh Perguruan Taman Siswa dalam sistem asrama yang disebut Pawiyatan.
Istilah-istilah lainnya juga terdapat dalam ada dalam bahasa Tamil, bahwa santri berarti guru mengaji.
Sedangkan C. C Berg berpendapat bahwa istilah santri dalam bahasa India berasal dari istilah shastri, yang berarti orang yang tahu buku-buku suci agama Hindu atau seorang sarjana ahli kitab suci agama Hindu. Terkadang juga dianggap sebagai gabungan kata saint (manusia baik) dengan suku kata tra (suka menolong), sehingga kata pesantren dapat berarti tempat pendidikan manusia baik-baik.
Istilah Pondok Pesantren dari Arab, Aceh, Minangkabau dan Jawa
Istilah pondok berasal dari Bahasa Arab funduuq (فندوق) yang berarti penginapan, hotel, atau asrama
Khusus di Aceh dan Minangkabau, pesantren disebut juga dengan nama dayah atau rangkang atau menuas.
Khusus di Aceh dan Minangkabau, pesantren disebut juga dengan nama dayah atau rangkang atau menuas.
Di samping itu, di Jawa termasuk Sunda dan Madura umumnya digunakan istilah pondok dan pesantren.
Pengertian Pesantren Secara Terminologi dan Etimologi
Pengertian pesantren secara terminologi adalah tempat belajar para santri, sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal sederhana bisa berupada dari bambu, seperti yang banyak terdapat di sawah, pondok tempat bernaung.
Pengertian Pesantren secara etimologi sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran agama, umumnya dengan cara nonklasikal, yaitu dengan seorang kiai mengajarkan ilmu agama Islam kepada santri-santri berdasarkan kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa Arab dan kitab Arab Melayu.
Definisi Pesantren
Santri tersebut berada dalam kompleks yang juga menyediakan masjid untuk beribadah, ruang untuk belajar, dan kegiatan keagamaan lainnya. Kompleks ini biasanya dikelilingi oleh tembok untuk dapat mengawasi keluar masuknya para santri sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Pondok Pesantren merupakan dua istilah yang menunjukkan satu pengertian. Pesantren menurut pengertian dasarnya adalah tempat belajar para santri, sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal sederhana terbuat dari bambu.
Pondok Pesantren merupakan dua istilah yang menunjukkan satu pengertian. Pesantren menurut pengertian dasarnya adalah tempat belajar para santri, sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal sederhana terbuat dari bambu.
Sejarah Sejarah Singkat Berdirinya Pondok Pesantren
Kenapa dinamakan Pondok Pesantren?
Konon, awal mula ada seorang ulama, kemudian masyarakat sekitar datang ingin belajar kepada ulama tersebut. Atau bahkan perantau yang ingin belajar ilmu agama Islam kepada kyai/ulama tersebut.
Akhirnya santri tersebut tinggal di rumah kiai yang menerimanya menjadi santrinya, santri tersebut mendapatkan ilmu dari kiai, dan santri itu membantu mengurus kiai seperti mencari kayu bakar, bercocok tanam, gembala kambing atau apapun yang bisa dilakukan oleh santri tersebut.
Lama kelamaan banyak yang ingin belajar kepada Kyai terkenal tersebut, semakin banyak pula yang berasal dari daerah lain. Sampai rumah kiai yang kecil tidak mampu menampung jumlah santri yang terus bertambah.
Pada zaman dahulu kyai tidak merencanakan bagaimana membangun pondoknya itu, namun yang terpikir hanyalah bagaimana mengajarkan ilmu agama supaya dapat dipahami dan dimengerti oleh santri. Kyai saat itu belum memberikan perhatian terhadap tempat-tempat yang didiami oleh para santri, yang umumnya sangat kecil dan sederhana. Mereka menempati sebuah gedung atau rumah kecil yang mereka dirikan sendiri di sekitar rumah kyai.
Akhirnya para murid tadi mendirikan pondok untuk tempat tinggal selama belajar pada ulama tersebut. Istilah lainnya adalah asrama, kobong, saung dan lain sebagainya. Hingga kemudian menjadi lembaga pendidikan yang disebut Pondok Pesantren. Pondokdok pesantren tua di Jawa biasanya dekat dengan kali atau sungai, saya juga tidak tau kenapa karena kebetulan atau sebab lainnya. Contohnya Pondok Gontor, Lirboyo, dan Tebuireng
Contoh Gedung Rabithoh, Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor |
Jadi yang mendirikan pondok tadi adalah murid, bukan ulamanya. Begitu seterusnya, sampai pondokan-pondokan berjumlah banyak.
Para santri selanjutnya memopulerkan keberadaan pondok pesantren tersebut, sehingga menjadi terkenal ke mana-mana, contohnya seperti pada pondok-pondok yang timbul pada zaman Walisongo.
Karena kultur dan budaya, ulama disebut dengan Kyai dan para penimba ilmu disebut santri. Tempatnya santri disebut Pesantren.
Filosofi dari kondisi ini adalah, yang butuh adalah santri bukan kyai. Berbagai kegiatan di Pondok Pesantren merupakan tanggungjawab santri dengan asuhan dari kyai. Sehingga yang ingin belajar, silahkan belajar di Pondok Pesantren, jika santri tidak sepakat dengan asuhan Kyai, maka silahkan mencari ilmu di tempat lain.
Walaupu perubahan zaman, pondok pesantren masih eksis dalam membina, mendidik, serta mencetak kader ummat. Dengan metode pembelajaran, serta strategi yang berbeda kita patut bersyukur masih ada lembaga pendidikan yang masih memikirkan kemajuan ummat dan bangsa.
Pondok Pesantren di Indonesia memiliki peran yang sangat besar, baik bagi kemajuan Islam itu sendiri maupun bagi bangsa Indonesia secara keseluruhan. Berdasarkan catatan yang ada, kegiatan pendidikan agama di Nusantara telah dimulai sejak tahun 1596. Kegiatan agama inilah yang kemudian dikenal dengan nama Pondok Pesantren. Bahkan dalam catatan Howard M. Federspiel- salah seorang pengkaji keislaman di Indonesia, menjelang abad ke-12 pusat-pusat studi di Aceh (pesantren disebut dengan nama Dayah di Aceh) dan Palembang (Sumatera), di Jawa Timur dan di Gowa (Sulawesi) telah menghasilkan tulisan-tulisan penting dan telah menarik santri untuk belajar.
Pesantren Adalah Lembaga Pendidikan dan Pengajaran Agama
Pesantren juga dapat dipahami sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran agama, umumnya dengan cara nonklasikal, di mana seorang kiai mengajarkan ilmu agama Islam kepada santri-santri berdasarkan kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa Arab oleh Ulama Abad pertengahan, dan para santrinya biasanya tinggal di pondok (asrama) dalam pesantren tersebut.
Pendidikan di Pondok Pesantren
Didikan yang utama di Pondok Pesantren adalah tidak menggantungkan diri kepada orang lain. Belajar mencukupi atau menolong diri sendiri. Al-I’timaadu ‘ala-n-nafsi bahasa Arabnya, Zelp Help bahasa Belandanya.
Pondok Pesantren adalah tempat untuk berlatih agar menjadi orang yang suka menolong orang lain, bukan yang hanya selalu minta tolong.
Ketika santri mencuci pakaian sendiri, membersihkan tempat tidur sendiri, bertanggung jawab atas kamar tempat tinggalnya, merupakan pendidikan untuk menolong diri sendiri.
Adapun disiplin di Pondok Pesantren memberikan kebebasan seluas-luasnya untuk mencari ilmu tetapi juga menjaga santri dari kebablasan. Tidak juga ketat seperti internaat atau asrama jaman penjajahan. Jika seperti asrama jaman penjajahan, maka output adalah pribadi yang bergerak menunggu perintah. Tidak kreatif, inisiatif dan dinamis.
Pondok Pesantren Bukan Hotel
Pondok pesantren bukanlah hotel, yang mana murid bayar sewa dan kemudian seenaknya sendiri hidup di pondok tersebut. Pondok pesantren merupakan kepunyaan bersama, inipun dalam artian tidak boleh diambil untuk kebutuhan pribadi dan dibagi-bagi.
Ketika ada santri baru yang datang, berarti bertambah pula satu orang yang betanggung jawab atas keberesan Pondok Pesantren. Adapun santri yang membayar SPP, iuran, atau apalah namanya, hal tersebut bukan dianggap sebagai upah atau sewa layaknya di hotel.
Iuran tadi digunakan untuk kebutuhan santri dan Pondok Pesantren, seperti memperbaiki pondokan. Sistem ini disebut self berdruifing system.